“Beberapa waktu lalu kami menerima pemberitahuan dari pusat bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) diganti menjadi pembagian makanan ringan. Kami pun menyampaikan hal ini kepada para siswa, dan ternyata seluruh siswa menyetujuinya. Menurut mereka, pembagian makanan ringan dianggap lebih praktis dan efektif,” jelas Toni.
Toni juga menambahkan bahwa pihak sekolah hanya menjalankan program sesuai arahan dari pusat. Terkait spesifikasi anggaran maupun perubahan menu secara teknis, menurutnya hal tersebut merupakan kewenangan pihak penyedia makanan atau dapur MBG.
“Kami hanya menjalankan sesuai yang diinstruksikan. Untuk anggaran dan teknis penyediaannya, itu bukan wewenang kami,” pungkasnya.
Meski terjadi perubahan dalam bentuk penyajian makanan, diharapkan esensi dari program tetap memberikan manfaat bagi peserta didik serta mampu mendukung pemenuhan gizi dan semangat belajar mereka di sekolah. (Halim)